Departemen Arsitektur USU Gelar Pameran Shelter Homeless
- Read Time: 1 min
Medan–USU: Untuk membangun suatu daerah, khususnya Sumatera Utara diperlukan suatu kerjasama (team work) yang baik. Begitu juga dengan Sivitas Akademika Universitas Sumatera Utara, jika ingin membangun Universitas Sumatera Utara menjadi lebih baik lagi, tentu diperlukan (team work) yang baik pula.
Demikian pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jend. (Purn) Luhut Binsar Panjaitan dalam Kuliah Umum yang bertemakan “Pembangunan wilayah yang berbasis hukum, politik dan kemanan”. Kuliah Umum yang dilaksanakan pada Senin (25/07/16) di gedung Gelanggang Mahasiswa USU tersebut berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh segenap sivitas akademika Universitas Sumatera Utara .
Turut hadir dalam acara ini Rektor USU Prof Dr Runtung SH MHum, Wakil Rektor II USU DR dr Muhammad Fidel Ganis Siregar MKed (OG) SpOG(K), Direktur Sekolah Pascasarjana USU Prof Robert Sibarani MS, Perwakilan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Anggota MWA USU, Anggota Senat Akademik USU, Ketua DGB USU, Alumni USU, dan mahasiswa Pascasarjana USU.
Pada kuliah umum tersebut, Luhut Panjaitan juga menjelaskan tentang Upaya dan Strategi Pembangunan yang saat ini sedang dijalankan oleh Pemerintah, diantaranya Pemerataan Pembangunan terutama diluar Pulau Jawa, Peningkata daya saing, dan Transformasi komoditi berorientasi industri.
Diungkapkannya, “Salah satu contoh strategi pembangunan tersebut adalah dengan mengalokasikan dana untuk pembangunan desa. Menurut data yang ada, pengalokasian dana pembangunan pada setiap desa di Indonesia pada setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2015 sebesar 0,7 Milyar, 2016 sebesar 1,2 Milyar, 2017 diperkirakan sebesar 1,7 Milyar dan 2018 diperkirakan sebesar 2,3 M.
Dari pemerataan pengalokasian Dana Pembangunan Desa tersebut, secara signifikan juga berdampak pada penurunan angka kemiskinan disetiap desa. Karena dari dana tersebut, mereka dapat membangun desa yaitu dengan membangun dan mengembangkan potensi desa atau dari kearifan Lokal yang dimiliki, dan menurut Presiden Jokowi bahwa sudah saatnya Pemerataan itu tidak hanya di Pulau Jawa melainkan juga harus dirasakan oleh setiap wilayah maupun desa yang ada di Indonesia”, demikian ungkap Luhut Panjaitan selaku mantan Meko Polhukam RI.
Pada kesempatan ini Luhut Panjaitan juga menyinggung tentang Tax Amnesty yang saat ini sedang diprogramkan pemerintah. “Tujuan dari tax amnesty ini adalah untuk mengumpulkan database perpajakan guna peningkatan pendapatan pajak jangka panjang, peningkatan pajak tahun 2016, dan peningkatan sistem IT perpajakan. Sehingga dengan tercapainya tujuan Tax Amnesty tersebut pemerintah dapat mengatur tentang penurunan tarif pajak sekaligus penguatan penegakan Hukum Pajak”, ungkap Luhut.
Tax Amnesty menurut difinisi yang diungkapkan oleh Luhut Panjaitan adalah suatu penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur didalam undang-undang.
Sementara itu Rektor Universitas Sumatera Utara Prof Dr Runtung SH MHum pada sambutannya di sesi pembukaan acara kuliah umum tersebut mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Menko Polhukam atas kunjungan sekaligus memberikan Kuliah Umum di Univesritas Sumatera Utara.
“Dalam kesempatan ini, kami tentunya selaku pimpinan Universitas Sumatera Utara mengucapkan terimakasih kepada bapak Menteri, walau ditengah kesibukan yang ada, bapak Menteri masih dapat meluangkan waktunya untuk memberikan kuliah umum yang merupakan pencerahan bagi seluruh Sivitas Akademik Universitas Sumatera Utara, dan marilah kita ikuti secara seksama sehingga nanti kita dapat memetik hasil yang maksimal dari Kuliah Umum yang diberikan oleh bapak Menteri” demikian ungkap Rektor USU.
Reshuffle Kabinet
Berdasarkan informasi yang dikutip pada laman nasional.kompas.com bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mengadakan perombakan kabinet (reshuffle kabinet) jilid II di Kompleks Istana Negara Jakarta. Melalui Jumpa pers (27/7/2016) yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, jajaran menteri, dan para calon menteri, sebanyak 13 mentri yang terpilih telah di pekernalkan oleh Presiden RI tersebut dan salah satunya adalah Jend. (Purn) Luhut Binsar Panjaitan yang saat ini menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Sementara yang menduduki jabatan sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan adalah Jend (purn) Wiranto. (Esther/Humas).
Medan-USU: Perancis melalui duta besarnya Corinne Breuze berkomitmen meningkatkan kerjasama bidang pendidikan dengan Indonesia. Komitmen ini menandai digelarnya 7th Joint Working Group Indonesia-France di Universitas Sumatera Utara, Senin (9/3). Corinne juga menegaskan, pemerintah Perancis akan membantu pengembangan riset di USU khususnya di bidang kesehatan (kedokteran) dan teknik.
Demikian pernyataan Dubes Perancis tersebut saat temu pers usai membuka pertemuan 7th Joint Working Group on Indonesia-French Cooperation in Higher Education and Research di Ruang IMT-GT Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (9/3). Pertemuan yang berlangsung selama dua hari (9-10 Maret 2015) ini mengusung tema "How Education and Research Respond to Sustainable Development?”. Hadir dalam pembukaan even tersebut Menristek Dikti diwakili Direktur pada Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D, Rektor USU Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, Direktur IFI Bertrand de Hartingh, mewakili Walikota Medan, Drs. Hasan Basri, MM, para Rektor dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Juga turut hadir Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab yang juga sebagai Ketua Umum SNMPTN 2015 disamping juga Hadir para rektor dari universitas ternama di Perancis.
Sementara itu, Wakil Rektor IV USU Prof. Ningrum Natsya Sirait di sela temu pers tersebut menegaskan, Prancis sangat melirik Rumah Sakit Pendidikan (Fakultas Kedokteran) USU termasuk dengan Fakultas Teknik. Rumah Sakit USU diproyeksikan akan unggul dalam penanganan tropical medis dan menjadi daya tarik bagi Prancis untuk membantu mengembangkan riset ilmiah terkait penyakit tropis. “Jadi bukan operasional rumah sakitnya, lebih kepada risetnya. Perancis memiliki ilmuan dan periset yang bagus, jadi saat ini kita coba menjajaki hal mana yang menjadi perioritas yang bisa dikerjasamakan. Bila sudah ketemu, akan kita sandingkan,” katanya.
Menristek Dikti diwakili Direktur pada Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D dalam kesempatan temu pers itu juga menambahkan, selain dalam pengembangan riset, kerjasama dengan Prancis juga masuk dalam ranah pertukaran budaya. Tentu sangat baik bagi kedua negara karena dapat meningkatkan daya saing bangsa. Peningkatan kerjasama yang saat ini sedang dijalin, tambahnya, melingkupi kerjasama dalam program joint degree, double degree, joint public di dalam riset dan pertukaran dosen dan mahasiswa. Duta Besar Prancis Corinne Breuze mengatakan, dari kerjasama itu ia berharap dapat meningkatkan minat mahasiswa Indonesia studi ke Prancis. Mengingat, kini ada sekitar 1.500 mahasiswa Indonesia di Prancis.
Bidang studi yang banyak diambil oleh para mahasiswa Indonesia adalah Engenering, MIPA, Kesehatan dan Manajemen Perdagangan. Prancis memberikan beasiswa atau asuransi kesehatan, Indonesia memberikan beasiswa untuk biaya hidup. Bertrand de Hartingh Konselor Kerjasama dan Kebudayaan Direktur IFI menjelaskan, untuk kuliah di Prancis harus bisa berbahasa Prancis. Sekarang ini sudah ada 7 orang yang siap berangkat ke Prancis. Juga dijelaskan banyak pengusaha Prancis yang mau membuka peluang usaha di Indonesia.
Sementara Rektor USU Prof. Syahril Pasaribu mengatakan, kerjasama dilakukan beberapa Universitas di Indonesia dengan universitas di Prancis. Diperkirakan sekitar 10 Universitas yang melakukan kerjasama, dan nanti akan dipilih kementrian. Banyak sekali manfaat kerjasama ini, tahun 1990-an banyak dosen kita yang sekolah ke Prancis, namun terhenti dan sekarang akan kita mulai lagi.(humas)
Universitas Sumatera Utara menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Francais d’Indonesie, yang berlangsung pada Kamis (23/06/16) di gedung BPA USU Kampus Padang Bulan.
Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, yang didampingi oleh Sekretaris USU Prof. Gontar Siregar, Wakil Rektor II Dr. Fidel Ganis Siregar, Kepala Kantor Urusan Internasional USU Dr. Esther Nababan, Kepala Pusat Bahasa USU Prof. T. Silvana Sinar, Dekan FIB Dr. Budi Agustono, dan Dekan FMIPA Dr. Kerista Sebayang, menyambut baik ikatan kerjasama tersebut dan mengucapkan terima kasih atas terbukanya peluang kerjasama dengan Alianza Francais Medan.
Dikatakannya, kerjasama USU dengan Institut Francais d’Indonesie melalui Alianza Francais Medan telah berlangsung pada masa Rektor sebelumnya. Kerjasama itu, ujarnya, yakni membuka kelas Bahasa Perancis Level A1 dan Level A2. USU juga memiliki warung Perancis yang diresmikan pada tahun 2014 dan terletak di Pusat Bahasa USU. “Pada tahun ini juga ada dua staf pengajar yang melanjutkan studi program doktor di Perancis melalui beasiswa LPDP. Kedua orang itu adalah, Ibu Vivi yang melanjutkan studi S3 di University de Poiter, dan Ibu Joiverdia yang melanjutkan studi S3 di salahsatu perguruan tinggi di Perancis,“ ucap Rektor.
Rektor berharap kerjasama itu dapat terus berlanjut dimasa yang akan datang dengan program yang lebih luas dan bervariasi, serta semakin banyak staf pengajar USU yang melanjutkan studi S3 di Prancis. Sementara Antoine Devencoux du Buysson, atase Kedutaan Perancis di Indonesia, yang didampingi Thomas Simoes (Direktur Alianza Francais Medan), Pogy Kurniawan (President Alianza Francais Medan), Debbie Rosaline (Campus France), dan Irma Tobing (Responsible Pedagogic), mengucapkan terima kasih atas terlaksananya kerjasama tersebut.
Disebutkannya, kerjasama dengan USU sangat penting dimana kedua institusi mendapatkan manfaatnya. Diakuinya kerjasama yang telah berlangsung selama ini telah berjalan baik seperti kelas bahasa Perancis dan adanya Warung Perancis. “Saya juga berharap dengan adanya MoU ini semakin membuka kesempatan bagi kedua pihak untuk mengembangkan program kerjasama ke arah yang lebih luas,” tutup Antoine.
Page 4 of 4